inSpiRasi biSa datang dari maNa saJa


Sabtu, 05 Februari 2011

soap opera buatan negri sendiri

sinetron itu sudah menjadi custom dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Yang punya jiwa dramatis berlebih. Dunia ini hambar bung tanpa sinetron, ga ada tempat pelarian mengosongkan akal sehat yang lebih baik lagi selain menonton seorang lelaki kecelakaan menjelang pernikahannya dan diduga meninggal sebelum akhirnya dia muncul kembali dengan kondisi amnesia.
Sebelum kebudayaan ini menghilang digantikan oleh film-film waras, sebelum naga terbang indosiar berganti menjadi mobil mewah ala hollywood, sebelum Punjabi bersaudara meninggal, marilah kita mengenang ‘keunikan’ ala Indonesia ini, menancapkannya kuat-kuat dalam ingatan kita. Kalau nanti kita udah tua, kita bisa cerita sama anak cucu kita :
“Nak, dulu waktu jamannya mama papa masih muda, film-film Indonesia di tivi keren-keren lho. Suka ada adegan diskotik di keraton, iya beneran lho. Udah gitu pulang dari diskotik orangnya dihadang sama siluman ular.”
Ada beberapa bagian dari sinetron yang selalu ada, catet, selalu ada dalam setiap sinetron yang ada. Ini dia analisis gue tentang ciri khas sinetron :
1. Scene Tabrakan
Misal ada seorang tokoh yang sedang berdiri di tengah jalan, terus ada mobil 50 meter di depan dia. Dan tokoh lainnya yang berdiri di trotoar pasti udah histeris dengan teriakan slow motion menyuruh si orang yang di tengah jalan untuk minggir.
Padahal mobilnya baru sekitar 3 tahun lagi baru nyampe di deket mereka.
Selanjutnya bisa ditebak dong, si orang di trotoar akan menolong si orang yang mau ditabrak. Tapi nolongnya aneh. Kalo dalam kehidupan normal lo akan a)teriak stop sama supir mobilnya atau b)menarik si orang yang mau ketabrak. Tapi apa yang terjadi dalam sinetron?
  • Teriak “Awaaaaaaaaaaaaaassss!” (dengan memakan durasi sekitar 30 detik sendiri hanya untuk sebuah kata “awas”)
  • Mendorong si orang yang mau ketabrak ke trotoar
  • Bukannya ikut minggir, dia malah berbalik menghadap kap mobil dengan muka terkejut.
  • Ya jelas aja ketabrak lah ya.
  • Tergeletak dengan kepala berdarah. Padahal seinget penonton yang ketabrak itu dengkulnya.
2. Scene Antagonis Beraksi
Andaikan saja setiap pemeran antagonis tidak melakukan aksi liciknya sambil bermonolog dengan diri sendiri akan betapa pintarnya dirinya bisa mengerjai sang protagonis, niscaya mereka akan menang. Mereka akan menang. Dan tidak ada Happy Ending. Percaya sama saya.
Misalkan ada seorang cewek dengan diam-diam menaburkan obat sakit perut ke dalam minumannya protagonis, dan melakukannya dengan suara super berisik seolah-olah dunia harus tahu dia sedang berbuat jahat.
“Rasain kamu Intan, hemangnyah kamu pikir kamu syapah? Cuma cewek gembel aja banyak gaya, berani-beraninya kamu rebut Rado dari hakuh. Hkita liath ajyahh, syapah yang bakal menang!”
Dan dia kepergok.
Lagian siapa suruh berisik.
3. Scene Pingsan
Jika kita harus memilih, antara ingin orang kita sayangi selamat, atau ingin dunia tahu kita adalah orang histeris paranoid dengan produksi air mata berlebih. Mana yang anda pilih? Sinetron memilih kedramatisan.
Misal ada tokoh yang pingsan, pasti yang orang-orang di sekitarnya lakukan adalah berlutut menghampiri dan mengguncang-guncang badannya dengan heboh sambil meneriakkan “Bangun Satria! Bangun! BANGUN SAT AKU MOHON. Kamu jangan bikin aku takut dong, bangun satria bangun.. Bangun sat ayo bangun! Bangun dong sat, kamu kenapa bisa kayak begin? Bangun satria bangun! BANGUN SAT BANGUN!”
Gak bakal bangun juga kayaknya.
5 menit kemudian : “….bangun dong sat ayo bangun!”
10 menit kemudian : “Ayo kita bawa satria ke rumah sakit!”
Satrianya udah keburu mati kali yak.
4. Scene Kejar-kejaran
Di film-film Jackie Chan, adegan kejar-kejaran adalah adegan wajib yang paling ditunggu-tunggu. Tokohnya akan kejar-kejaran melewati gedung-gedung pencakar langit, melewati jalan raya sambil tembak-tembakan, dengan aksi bela diri heroik yang keren tentunya.
Apa yang dilakukan sinetron Indonesia dengan adegan kejar-kejaran? Paling cuma dua orang saling mengejar sambil sesekali berteriak “TUNGGU!” atau diselingi seruan “JANGAN LARI KAMU!”
Oke jadi Indonesia adalah satu-satunya tempat dimana kemungkinan orang yang dikejar akan berhenti jika diteriaki “Berhenti!” itu ada. Patuh ya orang Indonesia. Jadi bangga deccch.
5. Scene Sedih part 1
Dalam sinetron, jika ada seorang yang sedih menangis sesenggukan membelakangi tokoh lainnya, pasti tokoh lainnya tergerak untuk menepuk bahunya dan menenangkannya dalam dekapan.
Tapi apa yang terjadi? Hanya sekitar 2,5 cm lagi jarak antara bahu si tokoh yang sedih dengan telapak tangan si tokoh penenang, maka tangan si tokoh penenang akan terkepal dan tangannya ditarik kembali.
Tidak jadi.
Mengapa? Tidak tahu. Mungkin hanya menghabiskan durasi.
6. Scene Sedih part 2
Jadi ceritanya kalo di sinetron itu shalat minta hujan tidak berlaku. Cukup putus sama pacar anda dan lari ke sebuah jalan raya sepi dan berteriak dengan histeris. Ujan deh tu.
Adegannya lari dari tikungan sambil nangis beler-beler, terus sesampainya di tengah jalan dia akan menjatuhkan diri tanpa sebab yang jelas (wah kalo di bola diving nih) dan mulai memeluk diri sendiri.
LALU PETIR MENGGELEGAR. Dan ia berteriak menengadah menuntut kepada langit.
“Kenapa Tuhan misahin kita berdua? Kenapa aku sama Lena harus ditakdirkan seperti ini? Kenapa ya Tuhan? KENAPA!!!”
Coba ada suara dari langit ya ngejawab, kayak di sinetron klenik.
“Kenapa aja boleeeeee~..”
______________________________________________________________________
Maka dari itu, mari lestarikan budaya Indonesia. Majulah dunia pesinetronan tanah air :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar